Thursday, May 30, 2019

Media Komunikasi Dari Masa kemasa



Komunikasi
          Seperti yang kita ketahui, komunikasi itu penting di kehidupan kita, tanpa adanya komunikasi, kita tidak akan bisa berinteraksi denga lingkungan kita dan juga dengan orang- orang di sekeliling kita. Pastinya, dari zaman dulu hingga sekarang manusia memiliki cara komunikasinya senidiri sesuai zamannya, nah berikut adalah cara media komunikasi dari zaman ke zaman yang ada.


1.     Sinyal Asap
Jaman dahulu kala, sebelum ada ponsel dan internet seperti sekarang, ternyata manusia berkomunikasi melalui sinyal asap. Sinyal asap merupakan metode komunikasi tertua, yang pertama kali digunakan pada tahun 200 Sebelum Masehi (SM).
Sinyal asap pertama kali digunakan untuk mengirimkan pesan di Tembok Besar China. Kemudian pada tahun 150 SM, Polybius, sejarawan asal Yunani menemukan cara untuk menggunakan sinyal asap sesuai alfabet. Cukup keren ya, tanpa ponsel pun masih bisa berkomunikasi satu sama lain.

2.     Burung Merpati
Pada abad ke-12, Sultan Nur-ed-din dari Aleppo pertama kali menggunakan burung merpati untuk membawa pesan. Burung merpati ini bisa digunakan untuk mengirim pesan jarak jauh, mulai dari Mesir hingga Irak. Tak hanya berhenti pada masa itu saja, burung merpati juga digunakan pada masa Perang Dunia I & II.

3.     Telegraf
Telegraf adalah alat komunikasi pertama yang menggunakan sinyal elektrik. Cara kerjanya adalah dengan mengirimkan sinyal elektrik melalui kabel yang kemudian diterjemahkan menjadi pesan. Pada 1844, Samuel Morse pertama kali mengirimkan pesan lewat telegraf, dari Washington D.C ke Baltimore Maryland.
Telegraf sudah tidak digunakan lagi di abad ke-21, namun alat komunikasi saat ini merupakan awal dari alat-alat yang kita gunakan saat ini, seperti telepon, mesin fax, dan internet.

4.     Telepon Kabel
Sebelum masa ponsel, ada masanya telepon kabel atau telepon rumah. Kebanyakan rumah mulai memiliki telepon pada tahun 1950an, dan satu orang hanya bisa melakukan satu panggilan dalam waktu yang sama. Telepon kabel tentunya juga tidak dapat dibawa kemana-mana, sehingga tidak praktis digunakan. Wah, gimana rasanya ya, hidup di masa itu?

5.     Telepon Genggam (Ponsel)
Tinggal pencet langsung tersambung (Foto: Alana Thompson (Honey Boo Boo))
Telepon genggam pertama kali ditemukan oleh Martin Cooper, pada 1973. Telepon genggam pertama memiliki berat dua kilogram, tidak ringan dan tipis seperti yang kita miliki sekarang ini. Tahun berlalu, dan ponsel pun semakin canggih. Salah satu terobosan dari ponsel adalah SMS (Short Messaging System) yang pertama kali dikirim pada 1992. Ponsel masa kini tidak hanya bisa menelepon dan mengiri.mkan pesan singkat, tapi juga bisa akses ke internet, menonton film, mengambil gambar, dan banyak lagi.
Meski begitu, perkembangan alat komunikasi pun tidak terlepas dari perkembangan jaringan pendukungnya. Bila jaringan terganggu, semua fasilitas canggih yang ada di ponsel tidak dapat digunakan secara maksimal.
Karena itu pula lah penyedia layanan jaringan juga terus berbenah. Misalnya Telkomsel yang kini telah memiliki Integrated Operation Center (IOC) di Telkomsel Smart Office di Jakarta.

 Nah itu dia guys, media media yang di pakai untuk berkomunikasi dari masa kemasa. Semoga bermanfaat ya infonya.

Monday, August 27, 2018

Peran mahasiswa di era milenial.


        Sebenarnya dalam hidup ini yang namanya “idealisme’, suatu pemikiran tentang dunia, merupakan hal penting yang membuat manusia tetap mempunyai semangat dan harapan untuk tetap hidup dan berjuang demi dunia yang lebih baik. Dunia memang seperti mimpi, tapi saya percaya bahwa mimpi yang terukur dan ditambah dengan pemikiran serta semangat dapat mengubah dunia. Pada saat kita berhenti bermimpi, kita berhenti berusaha, maka kita akan mati.
      Disinilah peran mahasiswa sebagai sosok yang muda, yang dinamis, yang penuh energi, yang optimis, diharapkan untuk dapat menjadi wadah perubahan yang bergerak dan berusaha untuk sedekat mungkin dengan era seperti sekarang. Mahasiswa, diharapkan bisa membawa ide-ide segar, pemikiran-pemikiran kreatif dengan metode thinking out of the box yang inovatif, dengan kata lain mahasiswa diharapkan menjadi pemimpin masa depan yang lebih baik dari pemimpin masa kini.
Harapan terbesar dari perjalanan Bangsa ini adalah mahasiswa yang berjalan dalam kesadarnya yang utuh. Terlepas dari sebuah kepentingan-kepentingan kecil yang terlalu politis, mahasiswa menjadi penopang aspirasi dalam memberikan modal semangat kepada seluruh rakyat Indonesia.
      Sejarah dari Bangsa ini seharusnya menjadi referensi yang kongkrit dalam hal layak positif dari Mahasiswa yang sadar akan eksistensinya sebagai makhluk sosial yang intelektual dan kritis. Sehingga nilai dari pemikiran yang kritis mahasiswa mampu untuk menjadi langkah berpikir dalam menjalankan gerakan-gerakan yang berujung kepada kemenenangan akan kepentingan rakyat yang termarjinalkan. Gerakan- gerakan tersebut mampu untuk terciptakan jika kesadaran akan tanggungjawab mahasiswa. 
       Realitas membuktikan bahwa mahasiswa di era milenial ini telah terjerambak ke dalam dimensi keterpurukan akan sistem yang mengharuskan tanggungjawab itu meleleh menjadi sebuah ketakutan-ketakutan. Tentunya sistem tersebut tidak terlepas dari konstruk akan kondisi kampus yang makin memperihatinkan.
Sistem pendidikan saat ini menjadi senjata ampuh bagi pemerintah untuk menciptakan lulusan-lulusan dari sarjana, magister atau doctor yang berkualitas dalam posisinya sebagai konsumen sekaligus produsen komoditas yang mandiri.  
        Standarisasi menjadi dogmatis dalam diri setiap mahaisiswa untuk ikut serta dalam menjalankan sisitem titipan politik dari pasar global sehingga orientasi dari mahasiswa pasti akan berujung kepada proses persaingan kerja secara kualitas, mekanis serta taat akan kedisiplinan palsu yang dikonstruk. Sistem pendidikan tersebut menjadi oposisi biner akan sistem pendidikan yang dibangun oleh para leluhur Bangsa ini.
Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan adalah alat mobilisasi politik dan sekaligus sebagai penyejahtera umat. Dari pendidikan akan dihasilkan kepemimpinan anak bangsa yang akan memimpin rakyat dan mengajaknya memperoleh pendidikan yang merata, pendidikan yang bisa dinikmati seluruh rakyat Indonesia.
Yang di sayangkan dari sisitem pendidikan di era ini menjadi dampak akan kehidupan materialistik yang ditanamkan di dalam pikiran Rakyat.
        Mahasiswa secara ideal harus menyadari kondisi tersebut, karena secara non-struktural mereka tidak sepenuhnya terikat oleh pemerintahan. Pemahaman mahasiswa tentang tugasnya harusnya bisa mewakili suara suara rakyat yg lainnya. Mahasiswa memiliki peran penting dalam mengubah bangsa ini dari penindasan kaum kolonialisme serta otoritarian kepemimpinan yang terjadi dari masa lalu hingga era milenial ini.